NUTRISI TUMBUHAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupannya, tumbuhan tidak bisa terlepas dari aktifitas-aktifitas fisiologisnya. Aktifitas-aktifitas fisiologis ini untuk keberadaannya membutuhkan factor-faktor pendukungnya, termasuk nutrisi-nutrisi. Lebih jauh lagi, dengan pentingnya peranan unsur hara, maka ketersediannya sangat mempengaruhi aktifitas fisiologis tumbuhan. Bentuk ketersediaannya in bisa dalam artian berlebihan, cukup, maupun kekurangan. Setiap kondisi ini mengandung konsekuensi tersendiri. Khusus untuk kondisi kekurangan, hal ini akan direspon oleh tumbuhan berbeda-beda untuk setiap unsure nutrisi. Untuk mengetahui bagaimana bentuk respon kekurangan ini maka kami merancang serangkaian percobaan untuk mengetahuinya seperti yang akan dipaparkan selanjutnya.
B. TUJUAN
Mengetahui gejala-gejala kekurangan unsure hara tertentu pada tumbuhan
C. DASAR TEORI
a) Faktor yang mempengaruhi penyerapan zat hara
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyerapan hara mineral adalah: suhu, pH, cahaya, pengudaraan tanah, interaksi antar ion dan tumbuhan. Dipengaruhi oleh:
a. Status tanaman :
1. Jenis atau species tanaman, mempunyai kebutuhan spesifik akan unsur hara (lihat kembali diskusi terdauhulu – unsur hara – mail Mr. Zai (24 April 2007) dan Mrs Tharie (23 April 2007 )
2. Fase dan siklus hidup tanaman, mudah dipahami perbedaan kebutuhan hara antara tanaman fase muda/young – seddling, dengan fase semenjana / juvenile dan tanaman fase dewasa/adult. Perbedaan juga timbul antara tanaman tahap pertumbuhan vegetatip dengan tahap pertumbuhan generatip. Mr. GS 4610 (25 April 2007) memberi contoh gamblang, tanaman sehat, sakit, atau baru sembuh sakit tentu berbeda kebutuhan haranya.
b. ketersediaan hara
1. Tingkat keasaman (PH) tanah, menentukan daya larut unsur mineral dalam tanah dan berarti menentukan pula tingkat kelimpahan jenis dan kuantitas unsur hara yang dapat diserap tanaman.
2. Tingkat energi ionisasi menentukan interaksi ion yang berefek pada kelimpahan hara. Contoh K menghambat penyerapan Ca dan Mg; Ca menghambat penyerapan Cu; Na menghambat penyerapan K, demikian pula P menghambat penyerapan Fe dan Zn. Sementara NH4+ membantu penyerapan P.
3. Kapasitas tukar kation (CEC), ikut menentukan mengapa beberapa unsur tertentu lebih melimpah, mudah diserap tanaman dan mengapa unsur tertentu mudah tercuci dari dalam tanah.
4. Proses pencucian (leaching) atau penguapan, ion pada larutan tanah mudah hanyut terbawa aliran air permukaan. Sementara ion yang terikat koloid tanah tidak mudah tercuci yang berarti juga sedikit tersedia bagi tanaman. Beberapa unsur hara dalam kondisi tertentu dapat berubah dalam bentuk gas dan mudah menguap, otomatis akan mengurangi hara tanaman.
5. Aktivitas mikroorganisme dalam tanah, ada yang menguntungkan bagi ketersediaan hara, ada pula yang merugikan. Pada syarat tertentu, unsur N akan melimpah bila ada mikroorganisme yang mampu mengikatnya (fiksasi) untuk kepentingan tanaman. Namun tak jarang pula beberapa organisme justru merebut hara dalam tanah hingga mengurangi kelimpahannya. Uraian tentang mikroorganisme yang menguntungkan dapat dilihat mail Mr. Ramada Agus (19 April 2007)
6. Genesa tanah, macam, jumlah, dan kelimpahan hara tanaman, sifat kimia dan fisik tanah ditentukan asal (batuan induk atau materi asal) tanah tersebut. Tanah pelapukan (fisik, kimia, biologi) batuan, kaya senyawa anorganik. Misal batuan induk jenis basa (basaltic rock), kaya unsur hara kation basa. Tanah pelapukan biologi eks makhluk hidup, kayaa unsur yang terkandung dalam senyawa organik.
c. kondisi lingkungan:
Kelembaban dan temperatur, berpengaruh terhadap proses penyerapan hara oleh tanaman. Lebih 90 % penyerapan hara dilakukan secara aliran masa, yang sangat dipengaruhi proses evapotranspirasi. Disisi lain proses evapotranspirasi ditentukan oleh kelembaban dan temperatur.
Beberapa unsur tertentu juga lebih mudah diserap tanaman bila memenuhi pada temperatur tertentu. Aktivitas mikroorganisme pembantu penyediaan hara menghendaki kondisi kelembaban dan temperatur tertentu untuk dapat hidup dan beraktivitas. (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2008, jam 14:02, http://aglaonemaonline.wordpress.com/2008/08/13/organik-v-anorganik-%E2%80%93-penyerapan-hara/ )
b) Peran unsur hara pada tumbuhan
Tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi/khasiat tersendiri dan mempengaruhi proses-proses tertentu dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman.
Berikut ini uraian singkat fungsi/khasiat unsur hara bagi tanaman, yakni: (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2008, jam 13:52, http://pusri.wordpress.com/2007/10/01/khasiat-unsur-hara-bagi-tanaman/)
1. Karbon (C)
Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.
2. Oksigen
Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan organik, diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak terbatas dan diperlukan untuk bernafas.
3. Hidrogen
Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan jumlahnya tidak terbatas.
4. Nitrogen (N)
Menurut Vest et al. (1973), sekitar 75% dari seluruh N yang dibutuhkan tanaman diperoleh dari fixasi N. Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+
Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah:
a. Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar.
b. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis.
c. sintesa asam amin, protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
d. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
e. Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
Adapun sumber nitrogen adalah:
a. Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian di bawa air hujan meresap ke bumi.
b. Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.
c. Mikrobia atau bakteri-bakteri.
d. Pupuk buatan (Urea, ZA dan lain-lain)
5. Fosfor
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : H2PO4- HPO4–
Secara umum, fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.
b. Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
c. Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah.
d. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
e. Energi transfer dan pengangkutan hasil metabolisme di dalam tanaman.
f. Merangsang pembentukan akar dan pembungaan.
6. Kalium (K)
Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K+
Fungsi Kalium bagi tanaman adalah :
a. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
b. Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.
c. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
d. Meningkatkan mutu dari biji/buah.
e. Berperan dalam proses fotosintesa , pengangkutan hasil asimilasi, metabolisme air dan aktifitas enzim (Fawconnier, 1986).
Sumber-sumber Kalium adalah :
a. Beberapa jenis mineral.
b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
c. Air irigasi serta larutan dalam tanah.
d. Pupuk Buatan (KCl, ZK dan lain-lain)
e. Abu tanaman misalnya: abu daun teh muda mengandung sekitar 50% K2O
7. Kalsium (Ca)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++
Fungsi kalsium bagi tanaman adalah:
a. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar dan bintil akar.
b. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman
c. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
d. Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme
e. Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana keasaman tanah.
f. Berperan dalam hidrolisa ATP dan fosfolipid, merupakan kofaktor beberapa enzim.
8. Magnesium (Mg)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++
Fungsi magnesium bagi tanaman ialah:
a. Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil
b. Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida
c. Berperan dalam pembentukan buah
d. Magnesium (Mg) merupakan unsure hara yang penting dalam proses pembentukan khlorofil, sehingga ikut berperan dalam proses fotosintesa.
Sumber-sumber Magnesium adalah:
a. Batuan kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3
b. Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O
c. Kleserit MgSO4.H2O
d. Magnesia MgO
e. Zat ini berasal dari air laut yang telah mengalami proses sedemikian:
Mg Cl2 + Ca(OH)2 ——– Mg (OH)2 + Ca Cl2
Mg (OH)2—-panas—— Mg O + H2O
f. Terpentin Mg3SiO2 (OH)4
g. Magnesit MgCO3
h. Karnalit MGCl2KCl. 6H2O
i. Basic slag
j. Kalium Magnesium Sulfat (Sulfat of Potash Magnesium)
9. Belerang (Sulfur = S)
Unsur hara S merupakan salah satu komponen protein dalam tanaman , sehingga jumlah yang diperlukan setara dengan hara P (White and Collins, 1982). Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4-
Fungsi belerang bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
b. Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine
c. Membantu pertumbuhan anakan produktif
d. Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain
e. Membantu pembentukan butir hijau daun
Sumber-sumber belerang adalah:
a. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
b. Bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk Superfosfat
10. Besi (Fe)
Besi (Fe) termasuk unsure mikro, diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3). Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daun dianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
a. Katalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi unsur hara besi (Fe) bagi tanaman ialah:
a. Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)
b. Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
c. Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase
d. Sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme.
e. Berperan dalam system enzim dalam metabolisme tanaman. Sebaliknya sering terjadi akses Fe yang menyebabkan keracunan tanaman.
Sumber-sumber besi adalah:
a. Batuan mineral Khlorite dan Biotit
b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
11. Mangan (Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn. (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2008 ,jam 14:12, http://www.ambardhi.com/aglaonema/aglaonema_unsur_hara.htm)
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
e. Berperan dalam proses transport elektron pada proses
f. Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat.
g. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs
h. Dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil.
Sumber-sumber Mangan adalah:
a. Batuan mineral Pyroluste Mn O2
b. Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3
c. Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3
d. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
12. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin. (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2008, jam 14:12, http://www.ambardhi.com/aglaonema/aglaonema_unsur_hara.htm)
Fungsi unsur hara Tembaga (Cu) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam
b. Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)
c. berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat.
d. Mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase
e. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat
f. Berperan terhadap perkembangan tanaman generatif
g. Berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.
13. Seng (Zincum = Zn).
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur. (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2008, jam 14:12, http://www.ambardhi.com/aglaonema/aglaonema_unsur_hara.htm)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++
Fungsi unsur hara Seng (Zn) bagi tanaman ialah:
a. Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan
b. Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis
c. Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah
d. Ikut berperan dalam pembentukan IAA dalam tanaman
Seng dalam tanah terdapat dalam bentuk:
1. Sulfida Zn S
2. Calamine Zn CO3
14. Molibdenum (Mo)
Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2, diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.
Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2008, jam 14:12, http://www.ambardhi.com/aglaonema/aglaonema_unsur_hara.htm)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4-
Fungsi unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
b. Sebagai katalisator dalam mereduksi N
c. Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran
d. Mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase.
15. Boron
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3). (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2008, jam 14:12, http://www.ambardhi.com/aglaonema/aglaonema_unsur_hara.htm)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3-
Fungsi unsur hara Boron (Bo) bagi tanaman ialah:
a. Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
b. Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan
c. Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar
d. Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
e. Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit
f. Berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin
g. Berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari
Boron (Bo) dalam tanah terdapat dalam bentuk:
a. Datolix Ca (OH)2 BoSiO4
b. Borax Na2 Bo4 O2. 10H2O
16. Khlor (Cl)
Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman. (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2008, jam 14:12, http://www.ambardhi.com/aglaonema/aglaonema_unsur_hara.htm)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl -
Fungsi unsur hara Khlor (Cl) bagi tanaman ialah:
a. Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran
b. Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman
c. Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal
d. Sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel
e. Mencegah kehilangan air yang tidak seimbang
f. Memperbaiki penyerapan ion lain
g. Untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting
h. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2008, jam 14:12, http://www.ambardhi.com/aglaonema/aglaonema_unsur_hara.htm)
c) Unsur makro dan unsur mikro
Unsur hara penting (esensiel) yang sangat diperlukan tanaman adalah : Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Belerang (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Seng (Zn), Besi (Fe), Tembaga (Cu), Molib Denum (Mo), Boron (B), Mangan (Mn), dan Khlor (Cl)
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, nutrient tanaman dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Unsur Hara Makro
Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar
Unsur Hara Mikro
Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil
Unsur Hara Makro
Unsur hara makro (essensial) yang sangat diperlukan tanaman meliputi: Unsur N,P,K,Ca,S dan Mg.
Hara Mikro
Unsur hara mikro meliputi : Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn
(Diakses pada tanggal 12 Oktober 2008, jam 14:10, Clhttp://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/unsur-hara-dalam-tanah)
Umumnya unsure hara makro dibutuhkan oleh tanaman lebih banyak dibandingkan hara mikro.
d) Tanda kahat zat hara
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda.
Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daun-daunnya.
Bila tidak ada faktor lain yang mempengaruhi, maka tanda-tanda kekurangan unsur hara terlihat sebagai berikut: (diakses pada tanggal 12 Oktober 2008, jam 13:56, http://pusri.wordpress.com/2007/10/01/gejala-kekurangan-unsur-hara-bagi-tanaman/ )
1. Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)
a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat mati, dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
c. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya
d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas
2. Kekurangan unsur hara Fosfor (P)
a. Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun (kerdil).
b. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap (sumber lain menyebutkan : daun sempit, daun berwarna kemerahan atau keunguan) , sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
c. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Pembentukan buah / biji berkurang. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang.
3. Kekurangan unsur hara Kalium (K)
Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda.
a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan
d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah
Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Daun
Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap dengan banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang menyerupai karat. Bintik-bintik itu pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah tua, ujung daun dan tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic), berwarna coklat kemerahan atau coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya di tengah hari akan terkulai dan daun-daun muda menggulung ke arah atas dan memperlihatkan gejala-gejala kekurangan air
b. Batang
Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan kurus. Dan kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah rebah
c. Akar
Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala pembusukan akar.
d. Bulir dan Malai
Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase kehampaan buah yang tinggi. Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap helainya akan rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase bulir-bulir yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah.
Tanaman tomat sehat (a) dan yang menunjukkan kekurangan nitrogen (b), fosfat (c) dan kalium(d)
4. Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca)
a. Pucuk daun agak putih, menggulung, keriting atau salah bentuk . Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati
b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
5. Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg)
a. Daun agak bergelombang dan melengkung ke bawah . Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
b. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut
c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, kalau ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali.
6. Kekurangan unsur hara Belerang (S)
Gejala kekurangan unsure hara S mirip dengan kekahatan N dan agak susah membedakannya.
a. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya
b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease”
c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
e. Jumlah anakan terbatas.
7. Kekurangan unsur hara Besi (Fe)
Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur.
a. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-setempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati
b. Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih
c. Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan/ tanaman kerdil.
d. Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati mulai dari pucuk.
e. Terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan Kenaikan kadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
8. Kekurangan unsur hara Mangan (Mn)
Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi (Fe) pada tanaman, yaitu:
a. Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih
b. Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang
c. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi
d. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat, seledri, kentang dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan kedelai
e. Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah
f. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).
g. Terlihat khlorosis dari ujung daun ke pangkal daun, daun menjadi pendek, sempit dan berwarna hijau muda.
h. Pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
9. Kekurangan unsur hara Tembaga/Cuprum(Cu)
Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanah-tanah organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut:
a. Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu,berwarna kuning, kerdil dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula menjadi coklat dan mati pula. Daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.
b. Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati, serta daun pucuk tidak mampu membuka
c. Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun berwarna hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan mati, buah kecil dan berwarna coklat
d. Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna coklat dan bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum).
10. Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn)
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain :
a. Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:
* Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya
* Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun
* Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak
b. Pada padi sawah gejala terlihat 2 - 4 minggu setelah tanam, yaitu adanya pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang parah menyebabkan daun tidak mau terbuka
c. Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 - 2 minggu setelah bibit muncul di permukaan tanah, daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan terus menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau
d. Pada kacang tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan, mula-mula jaringan di antara urat-urat dan nampak menguning dan akhirnya hanya pada urat-urat daun saja akan tetap hijau. Tanaman kerdil dan polong sedikit.
e. Tulang utama daun yang muda pada bagian dasar mengalami khlorosis dan intermedier serta adanya nekrosis.
f. Tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek.
g. tanaman yang kahat Zn.
h. Daun mengecil dan mengumpul (resetting), coklat pada daun bawah, helaian daun lebih kecil.
i. pertumbuhan tidak merata dan masak terlambat.
11. Kekurangan unsur hara Molibden (Mo)
Kekurangan Mo dapat menyebabkan :
a. Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Pertama-tama Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit kemudian daun menjadi pucat dan mati. Mati pucuk (die back) biasa pula terjadi pada tanaman yang kekurangan unsur hara Mo
b. Pertumbuhan tanaman tidak normal (menghambat pertumbuhan tanaman), terutama pada tanaman sayuran. Daun keriput dan mengering.
c. pembentukan bunga terlambat.
d. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
e. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah.
12. Kekurangan unsur hara Borium (Bo)
Walaupun unsur hara Bo hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya, tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya cukup serius.
a. Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bawah yang selanjutnya menjalar kebagian tepi-tepinya. Jaringan daun mati
b. Daun yang baru muncul tumbuh kerdil, kuncup-kuncup mati dan berwarna kehitaman atau coklat
c. Dapat menimbulkan penyakir fisiologis, khususnya pada tanaman sayuran, tembakau dan apel. Malah pada jagung bisa menimbulkan tongkol tanpa biji sama sekali
d. Pada umbi-umbian pertumbuhannya kerdil, terdapat bercak-bercak atau lubang berwarna hitam pada umbi
e. Pada tanaman bayam dan selada pucuk tanaman tumbuh tidak sempurna dan berwarna hitam
d. Tangkai daun seledri membentuk celah-celah dan garis-garis tak teratur berwarna coklat. Anak-anak daun seledri berbercak-bercak coklat.
13. Kekurangan unsur hara Klorida (Cl)
Adapun defisiensi klor adalh antara lain :
a. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga
b. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.
c. Pola percabangan akar abnormal.
d. Gejala wilting (daun lemah dan layu).
e. Warna keemasan (bronzing) pada daun.
f. Pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk
14. Boron
Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain :
a. Pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar).
b. Mati pucuk (die back).
c. Mobilitas rendah.
d. Buah yang sedang berkembang sangat rentan, mudah terserang penyakit.
Jumat, 30 Juli 2010
transpor pasif : difusi-osmosis
Transport pasif merupakan transport ion, molekul, dan senyawa yang tidak memerlukan energi untuk melewati membran plasma. Transport pasif mencakup osmosis dan difusi.
Kita semua sudah memahami bahwa molekul-molekul itu ada selalu di dalam keadaan gerak, dan keadaan gerak itu disebabkan oleh sesuatu tenaga dinamik yang kita sebut energi kinetis. Energi ini sumber tenaga yang menyebabkan molekul-molekul saling menarik, akan tetapi pada ketika itu juga saling menolak. Difusi ialah penyebaran, disini penyebaran molekl-molekul suatu zat, penyebaran itu ditimbulkan oleh suatuu gaya yang identik dengan energi kinetis tersebut.
Baik gas, maupun zat cait dan zat padat, molekul-molekulnya ada kecenderungan untuk menyebar, mesra kesegala arah sampai dimana-mana terdapat suatu konsentrasi yang sama. Dari ketiga macam zat tersebut, maka gaslah yang paling mudah berdifusi.
Teranglah bahwa semua wujud zat semuanya menaruh sifat yang kita sebut “suka difusi”. Adapun gerakan penyebaran atau gerakan difusi itu bukan suatu gerakan secara besar-besaran, dimana kelompok-kelompok molekul bersama-sama bergerak kesuatu arah, gerakan ini lazimnya kita sebut konveksi.
Difusi
Difusi didefenisikan sebagai gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi (hipertonik) ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah (hipotonik) karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis. Energi kinetic adalah energi yang dimiliki partikel dengan suhu di atas 0o K untuk melakukan gerakan.
Molekul-molekul gas seperti oksigen dan karbon dioksida selalu bergerak sepanjang waktu, demikian pula molekul-molekul cairan atau zat lain seperti gula yang terlarut dalam air. Sebagai akibat dari gerakan ini, molekul-molekul itu akan tersebar merata mengisi ruang yang ada. Proses ini disebut difusi. Berbagai ion dan molekul-molekul seperti glukosa, asam amino, asam lemak dan gliserol berdifusi lebih lambat. Molekul-molekul yang tidak bermuatan dan molekul lemak yang terlarut dapat bergerak melewati membran lebih cepat. Proses difusi gas, cairan atau zat-zat terlarut terjadi dari daerah kerapatan tinggi menuju daerah kerapatan rendah atau nol (mengandung sedikit molekul zat atau tidak ada), sehingga kerapatannya menjadi sama di mana – mana. Apakah peristiwa difusi akan terjadi atau tidak, tergantung apakah membran sel meluluskan meolekul melaluinya atau tidak. Hal ini sesuai dengan membran sel yang selektif permiabel. Molekul-molekul kecil seperti molekul H2O, CO2 dan O2 dapat dengan mudah dan cepat melalui membran, sehingga difusi cenderung untuk mempersamakan kerapatan atau konsentrasi molekul-molekul di dalam dan di luar sel sepanjang waktu. Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air.
Gerakan difusi terdiri atas gerakan molekul per molekul yang lintasannya putus-putus karena pelanggaran dengan molekul-molekul zat lain, akan tetapi akhirnya merupakan penyebaran yang homogen juga. . Difusi dibedakan menjadi difusi dipermudah dengan saluran protein dan difusi dipermudah dengan protein pembawa.
a. difusi dipermudah dengan saluran protein Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui membrane plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang di bentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.
b. difusi dipermudah dengan protein pembawa proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu salauran dan mengikat substansi yang ditranspor. Protein ini disebut protein pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut molekul polar, misalnya asam amino dan glukosa.
Karena difusi itu disebabkan oleh energi kinetis, maka mudahlah kita maklumi bahwa sumber gerakan molekul-molekul itu ada ditempat dimana banyak terdapat molekul-molekul, dengan kata lain ditempat yang konsentrasinya pekat. Dengan demikian, arah gerakan difusi niscayalah ketempat yang kekurangan molekul atau ketempat yang berkonsentrasi rendah. Keseimbangan dinamis : partikel tetap bergerak namun jumlah yang masuk seimbang dengan jumlah yang keluar, sehingga difusi berhenti.
Faktor yg mempengaruhi difusi:
1. Suhu, makin tinggi makin cepat
2. BM makin besar makin lambat
3. Kelarutan dalam medium, makin besar difusi
makin cepat
4. Beda potensial kimia, makin besar
beda difusi makin cepat
Osmosis
Osmosis : gerakan air dari potensial air lebih tinggi ke potensial air lebih rendah melewati membran selektif permeabel sampai dicapai keseimbangan dinamis. Contoh membran : membran plasma, membran vakuola, membran kloroplas.
Sifat membran solvent solut
permeabel + +
semi permeabel + -
selektif permeabel + +/-
impermeabel - -
+ = dapat lewat - = tidak
Perbedaan ketinggian di atas tentu saja akan menimbulkan adanya perbedaan tekanan. Tekanan inilah yang disebut sebagai tekanan osmosis yang besarnya dapat dirumuskan;
Dimana phi (?) untuk tekanan osmosis dalam atm, M adalah molaritas larutan, R adalah tetapan konstanta gas 0.08206 L • atm • mol-1 • K-1 , dan T adalah suhu dalam Kelvin.
Bagiamana apabila kaki pada tabung U yang berisi larutan di beri tekanan yang besarnya lebih besar dari tekanan osmosisnya?
Makah hal sebaliknya yang akan terjadi, yaitu molekul-molekul air dari larutan akan mengalir melalui membrane semipermiabel menuju kaki pipa U yang berisi air (sebelah kanan), peristiwa inilah yang disebut sebagai “reverse osmosis atau osmosis balik”, peristiwa osmosis balik banyak dimanfaatkan untuk pembuatan air minum dari air laut.
Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis termasuk kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik. Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
Faktor yang mempengaruhi osmosis
Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat liang membran akan meresap dengan lebih mudah.
Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. Jika kadar resapan bagi dua bahan yang sama ukuran molekul dibandingkan, bahan yang lebih larut dalam lipid akan meresap lebih cepat daripada bahan yang mempunyai kelarutan yang rendah.
Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berbanding terbalik dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melaui satu membran yang tipis adalah lebih cepat.
Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Cas elektrik pada molekul: Pada umumnya, resapan molekul bercas (ion) adalah lebih perlahan dibanding dengan molekul yang tidak bercas walaupun ukuran molekunya sama. Sampai akhirnya pada kesetimbangan maka kedua kaki pada tabung U akan menunjukkan perbedaan ketinggian tertentu. (lihat gambar)
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Osmosis pada sel tumbuhan di sebelah luar terdapat dinding sel dan di dalamnya terdapat protoplasma dan vakoula. Vakoula ini dilapisi oleh lapisan proplasma yang sifatnya semipermiabel. Cairan protoplasma sel tumbuhan ini umumnya merupakan cairan yang hipertonik dibandingkan dengan dengan cairan disekelilingnya. Sel tumbuhan mengambil air dari sekelilingnya secara osmosis, air masuk vakuola dan menekan protoplasma. Protoplasma menekan dinding sel. Osmosis dapat menjaga keseimbangan konsentrasi larutan di dalam dan di luar sel. Jika terlalu banyak air masuk ke dalam sel, sel akan menggembung, bahkan mungkin dapat pecah. Tekanan pada dinding sel tersebut dinamakan takanan turgor. Karena turgor dinding sel sedikit mengembang. Waktu dinding sel mengembang secara secara maksimum dikatakan sel mempunyai turgor penuh atau turgid penuh. Keadaan menjadi sebaliknya jika sel diletakkan dalam suatu larutan yang yang bersifat hipertonik, maka air akan keluar dari sel. Bila air sel banyak keluar, maka isi sel terlepas dari dinding sel. Peristiwa telepasnya protoplasma dari dinding sel disebut plasmolisis.
Kita semua sudah memahami bahwa molekul-molekul itu ada selalu di dalam keadaan gerak, dan keadaan gerak itu disebabkan oleh sesuatu tenaga dinamik yang kita sebut energi kinetis. Energi ini sumber tenaga yang menyebabkan molekul-molekul saling menarik, akan tetapi pada ketika itu juga saling menolak. Difusi ialah penyebaran, disini penyebaran molekl-molekul suatu zat, penyebaran itu ditimbulkan oleh suatuu gaya yang identik dengan energi kinetis tersebut.
Baik gas, maupun zat cait dan zat padat, molekul-molekulnya ada kecenderungan untuk menyebar, mesra kesegala arah sampai dimana-mana terdapat suatu konsentrasi yang sama. Dari ketiga macam zat tersebut, maka gaslah yang paling mudah berdifusi.
Teranglah bahwa semua wujud zat semuanya menaruh sifat yang kita sebut “suka difusi”. Adapun gerakan penyebaran atau gerakan difusi itu bukan suatu gerakan secara besar-besaran, dimana kelompok-kelompok molekul bersama-sama bergerak kesuatu arah, gerakan ini lazimnya kita sebut konveksi.
Difusi
Difusi didefenisikan sebagai gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi (hipertonik) ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah (hipotonik) karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis. Energi kinetic adalah energi yang dimiliki partikel dengan suhu di atas 0o K untuk melakukan gerakan.
Molekul-molekul gas seperti oksigen dan karbon dioksida selalu bergerak sepanjang waktu, demikian pula molekul-molekul cairan atau zat lain seperti gula yang terlarut dalam air. Sebagai akibat dari gerakan ini, molekul-molekul itu akan tersebar merata mengisi ruang yang ada. Proses ini disebut difusi. Berbagai ion dan molekul-molekul seperti glukosa, asam amino, asam lemak dan gliserol berdifusi lebih lambat. Molekul-molekul yang tidak bermuatan dan molekul lemak yang terlarut dapat bergerak melewati membran lebih cepat. Proses difusi gas, cairan atau zat-zat terlarut terjadi dari daerah kerapatan tinggi menuju daerah kerapatan rendah atau nol (mengandung sedikit molekul zat atau tidak ada), sehingga kerapatannya menjadi sama di mana – mana. Apakah peristiwa difusi akan terjadi atau tidak, tergantung apakah membran sel meluluskan meolekul melaluinya atau tidak. Hal ini sesuai dengan membran sel yang selektif permiabel. Molekul-molekul kecil seperti molekul H2O, CO2 dan O2 dapat dengan mudah dan cepat melalui membran, sehingga difusi cenderung untuk mempersamakan kerapatan atau konsentrasi molekul-molekul di dalam dan di luar sel sepanjang waktu. Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air.
Gerakan difusi terdiri atas gerakan molekul per molekul yang lintasannya putus-putus karena pelanggaran dengan molekul-molekul zat lain, akan tetapi akhirnya merupakan penyebaran yang homogen juga. . Difusi dibedakan menjadi difusi dipermudah dengan saluran protein dan difusi dipermudah dengan protein pembawa.
a. difusi dipermudah dengan saluran protein Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui membrane plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang di bentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.
b. difusi dipermudah dengan protein pembawa proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu salauran dan mengikat substansi yang ditranspor. Protein ini disebut protein pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut molekul polar, misalnya asam amino dan glukosa.
Karena difusi itu disebabkan oleh energi kinetis, maka mudahlah kita maklumi bahwa sumber gerakan molekul-molekul itu ada ditempat dimana banyak terdapat molekul-molekul, dengan kata lain ditempat yang konsentrasinya pekat. Dengan demikian, arah gerakan difusi niscayalah ketempat yang kekurangan molekul atau ketempat yang berkonsentrasi rendah. Keseimbangan dinamis : partikel tetap bergerak namun jumlah yang masuk seimbang dengan jumlah yang keluar, sehingga difusi berhenti.
Faktor yg mempengaruhi difusi:
1. Suhu, makin tinggi makin cepat
2. BM makin besar makin lambat
3. Kelarutan dalam medium, makin besar difusi
makin cepat
4. Beda potensial kimia, makin besar
beda difusi makin cepat
Osmosis
Osmosis : gerakan air dari potensial air lebih tinggi ke potensial air lebih rendah melewati membran selektif permeabel sampai dicapai keseimbangan dinamis. Contoh membran : membran plasma, membran vakuola, membran kloroplas.
Sifat membran solvent solut
permeabel + +
semi permeabel + -
selektif permeabel + +/-
impermeabel - -
+ = dapat lewat - = tidak
Perbedaan ketinggian di atas tentu saja akan menimbulkan adanya perbedaan tekanan. Tekanan inilah yang disebut sebagai tekanan osmosis yang besarnya dapat dirumuskan;
Dimana phi (?) untuk tekanan osmosis dalam atm, M adalah molaritas larutan, R adalah tetapan konstanta gas 0.08206 L • atm • mol-1 • K-1 , dan T adalah suhu dalam Kelvin.
Bagiamana apabila kaki pada tabung U yang berisi larutan di beri tekanan yang besarnya lebih besar dari tekanan osmosisnya?
Makah hal sebaliknya yang akan terjadi, yaitu molekul-molekul air dari larutan akan mengalir melalui membrane semipermiabel menuju kaki pipa U yang berisi air (sebelah kanan), peristiwa inilah yang disebut sebagai “reverse osmosis atau osmosis balik”, peristiwa osmosis balik banyak dimanfaatkan untuk pembuatan air minum dari air laut.
Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis termasuk kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik. Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
Faktor yang mempengaruhi osmosis
Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat liang membran akan meresap dengan lebih mudah.
Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. Jika kadar resapan bagi dua bahan yang sama ukuran molekul dibandingkan, bahan yang lebih larut dalam lipid akan meresap lebih cepat daripada bahan yang mempunyai kelarutan yang rendah.
Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berbanding terbalik dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melaui satu membran yang tipis adalah lebih cepat.
Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Cas elektrik pada molekul: Pada umumnya, resapan molekul bercas (ion) adalah lebih perlahan dibanding dengan molekul yang tidak bercas walaupun ukuran molekunya sama. Sampai akhirnya pada kesetimbangan maka kedua kaki pada tabung U akan menunjukkan perbedaan ketinggian tertentu. (lihat gambar)
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Osmosis pada sel tumbuhan di sebelah luar terdapat dinding sel dan di dalamnya terdapat protoplasma dan vakoula. Vakoula ini dilapisi oleh lapisan proplasma yang sifatnya semipermiabel. Cairan protoplasma sel tumbuhan ini umumnya merupakan cairan yang hipertonik dibandingkan dengan dengan cairan disekelilingnya. Sel tumbuhan mengambil air dari sekelilingnya secara osmosis, air masuk vakuola dan menekan protoplasma. Protoplasma menekan dinding sel. Osmosis dapat menjaga keseimbangan konsentrasi larutan di dalam dan di luar sel. Jika terlalu banyak air masuk ke dalam sel, sel akan menggembung, bahkan mungkin dapat pecah. Tekanan pada dinding sel tersebut dinamakan takanan turgor. Karena turgor dinding sel sedikit mengembang. Waktu dinding sel mengembang secara secara maksimum dikatakan sel mempunyai turgor penuh atau turgid penuh. Keadaan menjadi sebaliknya jika sel diletakkan dalam suatu larutan yang yang bersifat hipertonik, maka air akan keluar dari sel. Bila air sel banyak keluar, maka isi sel terlepas dari dinding sel. Peristiwa telepasnya protoplasma dari dinding sel disebut plasmolisis.
Minggu, 25 Juli 2010
Jaringan Epitel
sifat jaringan epitel:
1. avaskuler: tidak mempunyai pembuluh darah. mendapatkan suplai darah dari lumen.
2. jaringan epitel dengan cepat diganti karena pengaruh dari luar dengan kecepatan berbeda-beda. (epitel usus diperbaharui setiap 2-3 hari sekali untuk menjaga fungsi jaringan tersebut)
3. metaplasia: mampu mengubah diri jika ada tekanan atau kekurangan nutrisi. bentuknya akan kembali seperti semula jika tekanan/gangguan dihilangkan.
klasifikasi jaringan epitel:
A. epitel sederhana/selapis/simplex
A.1. epitel pipih
letak: lumen pembuluh darah (endotel), melapisi rongga tubuh (pleura & perigoneum/rongga tubuh, kapsula bowman ginjal
fungsi: perlintasan zat (kapsula & pembuluh darah, proteksi (perigonium & pleura)
A.2. epitel kubus
letak: tubulus proksimal ginjal (absorpsi), tubulus distal (pengaturan air), tubulus koligen (pengaturan air dan ion), kelenjar tiroid (proteksi)
A.3. epitel kolumner
letak: ventriculus, intestinum tenue (usus halus), intestinum crasum
fungsi: proteksi, absorpsi, pelumasan/lubrikasi, sekresi
B. epitel kompleks/berlapis
B.1. pipih
letak: rongga mulut, lidah, esofagus, epidermis.
fungsi: proteksi, sekresi (karena di sekitar epitel ada kelenjar), mengatur/menghambat penguapan yang berlebihan.
B.2. kubus
folikel ovarium (media perkembangan semua fase perkembangan oosit)
B.3. kolumner
letak: konjungtiva/pelupuk mata, laring, langit-langit mulut yang lunak, hulu faring, kelenjar susu, serta kelenjar uretra
fungsi: sekresi, proteksi, pergerakan
C. berlapis semu
C.1. kolumner
letak: saluran nafas (trakea, cabang trakea, bronkus, broncheolus)
fungsi: proteksi, lubrikasi & pengeluaran debu.
D. epitel transisional
letak: melapisi saluran kencing, ureter, urethra
fungsi: proteksi
Epitel kelenjar
1. kelenjar eksokrin (strukurnya terdiri dari unit sekretori dan saluran/duktus)
contoh: saluran keringat, semua kelenjar kecuali kelenjar di usus halus.
2. kelenjar endokrin: hanya unit sekretori yang tidak memiliki saluran. memproduksi semua produk hormon. biasanya dikerumuni kapiler untuk menyediakan nnutrisi/bahan yang akan digunakan oleh kelenjar itu untuk berproduksi. produk ditumpahkan disekitarnya karena tanpa saluran.
Struktur-Struktur di sekitar epitel
a. permukaan atas
a.1. mikrovili: merupakan tonjolan dari filamenepitel setempat yang dilapisi protein, keberadaannya sering dikaitkan dengan fungsi absorpsi dan perluasan permukaan untuk meningkatkan efisiensi penyerapan.
a.2. silia: penonjolan dari tubulus epitel setempat, sering dikaitkan dengan fungsi pergerakan. gabungan banyak silia sering disebut flagella.
b. permukaan bawah
tersusun oleh selapis jaringan ikat longgar yang disebut lamina basalis dan selapis lamina retikularis (serabut retikuler) yang disatukan oleh zat dasar. gabungan lamina basalis dan lamina retikularis sering disebut membran basal, fungsinya untuk melekatkan jarigan epitel dan difusi.
c. permukaan samping
ada perlekatan membran sel suatu epitel dengan membran epitel sebelahnya. daerah perlekatan itu kaya akan elektron yang diperkuat oleh filamen.
fungsi jaringan epitel:
a. sebagai pelindung/proteksi, misalnya jaringan epitel kulit
b. sebagai kelenjar, yaitu jaringan yang bertugas menghasilkan getah. kelenjar ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin atau kelenjar buntu.1) kelenjar eksokrin menghasilkan getah yang dialirkan melalui suatu saluran, misalnya kelenjar keringat. 2) kelenjar buntu menghasilkan getah yang tidak mempunyai saluran khusus, tetapi getahnya langsung dialirkan ke dalam darah. contohnya kelenjar tiroid.
c. sebagai penerima rangsang atau reseptor. epitel yang bertugas menerima rangsang disebut epitel sensori atau neuroepitelium. contohnya epitel yang berada di sekitar alat-alat indera.
d. sebagai pintu gerbang lalu lintas zat, artinya epitel ini berfungsi untuk melakukan penyerapan zat ke dalam tubuh dan untuk mengeluarkan zat dari dalam tubuh. misalnya, epitel yang membentuk alveolus atau saluran buntu paru-paru.
1. avaskuler: tidak mempunyai pembuluh darah. mendapatkan suplai darah dari lumen.
2. jaringan epitel dengan cepat diganti karena pengaruh dari luar dengan kecepatan berbeda-beda. (epitel usus diperbaharui setiap 2-3 hari sekali untuk menjaga fungsi jaringan tersebut)
3. metaplasia: mampu mengubah diri jika ada tekanan atau kekurangan nutrisi. bentuknya akan kembali seperti semula jika tekanan/gangguan dihilangkan.
klasifikasi jaringan epitel:
A. epitel sederhana/selapis/simplex
A.1. epitel pipih
letak: lumen pembuluh darah (endotel), melapisi rongga tubuh (pleura & perigoneum/rongga tubuh, kapsula bowman ginjal
fungsi: perlintasan zat (kapsula & pembuluh darah, proteksi (perigonium & pleura)
A.2. epitel kubus
letak: tubulus proksimal ginjal (absorpsi), tubulus distal (pengaturan air), tubulus koligen (pengaturan air dan ion), kelenjar tiroid (proteksi)
A.3. epitel kolumner
letak: ventriculus, intestinum tenue (usus halus), intestinum crasum
fungsi: proteksi, absorpsi, pelumasan/lubrikasi, sekresi
B. epitel kompleks/berlapis
B.1. pipih
letak: rongga mulut, lidah, esofagus, epidermis.
fungsi: proteksi, sekresi (karena di sekitar epitel ada kelenjar), mengatur/menghambat penguapan yang berlebihan.
B.2. kubus
folikel ovarium (media perkembangan semua fase perkembangan oosit)
B.3. kolumner
letak: konjungtiva/pelupuk mata, laring, langit-langit mulut yang lunak, hulu faring, kelenjar susu, serta kelenjar uretra
fungsi: sekresi, proteksi, pergerakan
C. berlapis semu
C.1. kolumner
letak: saluran nafas (trakea, cabang trakea, bronkus, broncheolus)
fungsi: proteksi, lubrikasi & pengeluaran debu.
D. epitel transisional
letak: melapisi saluran kencing, ureter, urethra
fungsi: proteksi
Epitel kelenjar
1. kelenjar eksokrin (strukurnya terdiri dari unit sekretori dan saluran/duktus)
contoh: saluran keringat, semua kelenjar kecuali kelenjar di usus halus.
2. kelenjar endokrin: hanya unit sekretori yang tidak memiliki saluran. memproduksi semua produk hormon. biasanya dikerumuni kapiler untuk menyediakan nnutrisi/bahan yang akan digunakan oleh kelenjar itu untuk berproduksi. produk ditumpahkan disekitarnya karena tanpa saluran.
Struktur-Struktur di sekitar epitel
a. permukaan atas
a.1. mikrovili: merupakan tonjolan dari filamenepitel setempat yang dilapisi protein, keberadaannya sering dikaitkan dengan fungsi absorpsi dan perluasan permukaan untuk meningkatkan efisiensi penyerapan.
a.2. silia: penonjolan dari tubulus epitel setempat, sering dikaitkan dengan fungsi pergerakan. gabungan banyak silia sering disebut flagella.
b. permukaan bawah
tersusun oleh selapis jaringan ikat longgar yang disebut lamina basalis dan selapis lamina retikularis (serabut retikuler) yang disatukan oleh zat dasar. gabungan lamina basalis dan lamina retikularis sering disebut membran basal, fungsinya untuk melekatkan jarigan epitel dan difusi.
c. permukaan samping
ada perlekatan membran sel suatu epitel dengan membran epitel sebelahnya. daerah perlekatan itu kaya akan elektron yang diperkuat oleh filamen.
fungsi jaringan epitel:
a. sebagai pelindung/proteksi, misalnya jaringan epitel kulit
b. sebagai kelenjar, yaitu jaringan yang bertugas menghasilkan getah. kelenjar ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin atau kelenjar buntu.1) kelenjar eksokrin menghasilkan getah yang dialirkan melalui suatu saluran, misalnya kelenjar keringat. 2) kelenjar buntu menghasilkan getah yang tidak mempunyai saluran khusus, tetapi getahnya langsung dialirkan ke dalam darah. contohnya kelenjar tiroid.
c. sebagai penerima rangsang atau reseptor. epitel yang bertugas menerima rangsang disebut epitel sensori atau neuroepitelium. contohnya epitel yang berada di sekitar alat-alat indera.
d. sebagai pintu gerbang lalu lintas zat, artinya epitel ini berfungsi untuk melakukan penyerapan zat ke dalam tubuh dan untuk mengeluarkan zat dari dalam tubuh. misalnya, epitel yang membentuk alveolus atau saluran buntu paru-paru.
Langganan:
Postingan (Atom)