Rabu, 10 November 2010

pembuatan preparat kutikula daun

I. Tujuan
Membuat cetakan epidermis daun pada kutikula dengan melarutkan mesofilnya.

II. Dasar Teori
Kutikula adalah lapisan yang berada di atas lapisan epidermis, dapat berupa permukaan yang halus, kasar, bergelombang, atau beralur. Empat macam lapisan dapat ditemukan pada kutikula yaitu lilin, cutin, pektin, dan campuran cutin-selulosa-pektin. Lapisan lilin yang menyelimuti kulit merupakan campuran dari hidrokarbon rantai panjang, alkohol, keton, asam lemak, dan ester.


Preparat kutikula dibuat dengan cara melarutkan jaringan-jaringan daun dalam hydrogen peroksida. Untuk mempercepat pelarutan sel-sel daun tersebut dapat ditambahkan Kristal tetrasodium pirofosfat sebagai katalisator dan pemanasan. Preparat kutikula ini dapat member informasi tentan struktur permukaan atas dan bawah dari daun.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. H2O2 tidak berwarna dan memiliki bau yang khas agak keasaman. H2O2 larut dengan sangat baik dalam air. Dalam kondisi normal hidrogen peroksida sangat stabil, dengan laju dekomposisi yang sangat rendah. Pada saat mengalami dekomposisi hidrogen peroksida terurai menjadi air dan gas oksigen, dengan mengikuti reaksi eksotermis berikut:
H2O2 --> O2 + H2O + kalor (panas)
Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Hidrogen peroksida banyak digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching agent, pada industri pulp, kertas dan tekstil. Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan. Ia tidak meninggalkan residu, hanya air dan oksigen. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

III. Alat dan bahan

Alat : Bahan :
- Pinset - hydrogen peroksida
- Kuas - larutan safranin
- Pipet tetes - gliserin jeli
- Gelas beker
- Incubator
- Gelas petri

IV. Cara kerja

Menyiapkan potongan daun dengan ukuran 5 mm x 5 mm dan memasukannya kedalam H2O2 ditambahkan Kristal tetrasodium pirofosfat 10% dari volume

Memisahkan kutikula atas dan bawah

Memasukan kedalam incubator pada suhu 60o C, simpan semalam. Sel sudah larut ketika sudah transparan

Membuang sisa larutan dan mencuci kutikula dengan akuades 2 kali

Merendam kutikula dalam safranin selama 3-5 menit, membilas dengan air, dan meletakannya diatas gelas obyek

Menutup gelas obyek dengan gelas penutup secara perlahan-lahan sehingga tidak ada gelembung udara yang terjebak

Mengeringkannya dan selanjutnya menutup tepi-tepi gelas dengan penutup pulas cat kuku untuk merekatkannya


V. Hasil

Setelah pengamatan diperoleh hasil :
Gambar :








VI. Pembahasan

Pada praktikum pembuatan preparat kutikula daun ini bertujuan untuk membuat cetakan epidermis daun pada kutikula dengan melarutkan mesofilnya. Langkah pertama dari pembuatan preparat kutikula adalah merendam potongan daun yang berukuran ± 5 mm x 5 mm dalam hydrogen peroksida (H2O2). Dari beberapa daun yang direndam terjadi perbedaan kecepatan kelarutan. Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh tebal tipisnya daun, dimana semakin tebal daun semakin lama pelarutannya. Hal ini disebabkan daun yang tebal memiliki lebih banyak serat (berkas pengangkut).
Langkah selanjutnya adalah memasukan potongan daun yang sudah direndam tadi ke dalam oven selama semalam dengan tujuan lebih mempercepat pelarutan jaringan-jaringan daun. Pengovenan dihentikan apabila potongan daun tersebut sudah larut (mengalami klorosis) dan menyisakan lapisan-lapisan tipis transparan kutikula di dalam botol perendaman. Kutikula tidak mengalami penglarutan di dalam hydrogen peroksida sehingga pelarut yang digunakan adalah hydrogen peroksida. Pertimbangan lain pemilihan pelarut adalah harga dan kemudahan untuk mendapatkannya.
Setelah itu kutikula diangkat dari larutan hydrogen peroksida dengan menggunakan kuas kemudian kutikula dicuci menggunakan aquades sebanyak dua kali. Apabila tidak dicuci atau dalam pencucian tidak bersih akan dapat menimbulkan Kristal pada preparat sehingga pada saat melakukan pengamatan preparat tidak terlihat jelas. Kutikula dibersihkan dengan menggunakan air mengalir untuk membersihkannya dari sisa-sisa jaringan yang tidak diperlukan.
Selanjutnya kutikula direndam dengan pewarna safranin, yang pelarutnya menggunakan air karena pada saat pencucian digunakan air sehingga lebih cocok jika pelarut yang digunakan juga air (menciptakan kondisi yang sama). Safranin merupakan pewarna (dye) yang memudahkan pengamatan karena menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya. Safranin berbentuk cair dan larut di dalam air, serta memiliki afinitas kimia.
Pewarnaan dilakukan selama 3-5 menit. Setelah itu membilas preparat dengan air, kemudian preparat diletakan diatas gelas obyek. Pengambilan preparat dari dalam petridish menggunakan kuas dan harus dilakukan dengan hati-hati agar kutikula tidak Preparat ditutup dengan menggunakan gliserin jeli yang cocok dengan air. Keempat daerah dekat sudut gelas penutup diberi potongan-potongan parafin untuk perekat dan mencegah masuknya udara ke dalam preparat sehingga mengganggu pengamatan terhadap kutikula. Gliserin jeli berfungsi untuk media pengamatan dibawah mikroskop supaya awet sekaligus sebagai perekat. Kemudian yang terakhir preparat tadi ditutup dengan gelas penutup secara perlahan-lahan dan dipanaskan di atas lampu spiritus dengan melintaskannya sehingga paraffin dan gliserin cair dan tidak ada gelembung udara yang terjebak. Jika terdapat gelembung udara menjadikan preparat tidak representative untuk pengamatan.
Setelah semua langkah kerja tersebut dilaksanakan maka diperoleh sebuah preparat kutikula dari daun, namun dari hasil pengamatan hasil pembuatan preparat kutikula kelompok kami diperoleh bahwa preparat kutikula yang dibuat terlihat jelas namun ada satu kekurangan bahwa struktur dari kutikula tersebut tidak tampak adanya stomata, hal ini menurut kelompok kami disebabkan Karena pada saat pemotongan daun tidak pada bagian daun yang memiliki stomata karena tidak semua bagian daun memiliki stomata (daun bagian atas).


VII. Diskusi
1. Apa fungsi dari gliserin jeli dalam pembuatan preparat ini?
Jawab : fungsi dari glseri jeli dalam pembuatan preparat kutikula daun adalah mengawetkan preparat dan merekatkannya pada gelas obyek.

2. Apa fungsi dari preparat
Jawab : fungsi dari preparat kutikula adalah untuk mengamati komponen lapisan daun paling luar (untuk pengamatan jaringan epidermis dan stomata).


VIII. Kesimpulan
Membuat cetakan epidermis daun pada kutikula dilakukan dengan melarutkan mesofilnya direndam dalam hydrogen peroksida kemudian di masukan dalam incubator pada suhu 60oC. Apabila daun sudah transparan berarti sel-sel sudah larut dan dicuci terlebih dulu sebelum diwarnai dengan safranin. Setelah pewarnaan kutikula dicuci kembali dengan air keran. Tahap terakhir adalah meletakkan kutikula di atas gelas benda dengan dilapisi gliserin jeli dan diberi potongan-potongan paraffin pada bagian tepi gelas penutupnya.


IX. Daftar pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_pewarna

Koesmadji, Wirjosoemarto, dkk. 2004. Teknik Laboratorium. JICA FMIPA UNY:
Yogyakarta

Ratnawati, dkk. 2009. Petunjuk Praktikum Mikroteknik dan Teknik Lab. Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UNY : Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar