Rabu, 12 Maret 2014

Adat Dayak dan Melayu Kalimantan Barat (Precious Local Wisdom of Dayak and Melayu Tribe in West Borneo, Indonesia)

Adat dan budaya merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya lahir dari pemikiran dan kebiasaan nenek moyang yang didasarkan pada kepercayaan yang dianut. Kalimantan Barat dihuni oleh dua suku besar, yaitu Suku Dayak dan Suku Melayu. Kedua suku mayoritas ini memiliki berbagai macam adat dan kebudayaan yang bernilai tinggi jika kita mau menelaahnya dan sangat disayangkan kalau sampai dilupakan oleh generasi muda. Di sini saya mencoba memberikan beberapa contoh adat dan kebudayaan tersebut berdasarkan kreasi teman-teman kelas Pendidikan Biologi Landak angkatan 2007 di UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) pada mata kuliah Filsafat Ilmu.

Gadis Extravaganza-ku

Pontianak, 20 Februari 2012

Biarkan ia menari, gadis extravaganzaku. Jangan hentikan binal geraknya bangkitkan adrenalin. Belai aku mainkan hatiku. Jalan hidup kita berbeda namun kita sama satu rasa. Jangan berhenti teruslah menari. Tepis semua awan hitam menjelaga. Hirup nafas kita ayunkan menyatu. Genggam tanganku percaya janjiku. Tatap sinis menikam dunia lupakan saja, temaram lampu lebih ramah di dalam dada. Jangan berhenti teruslah menari. Gemerlap kamar 2x3 menghidupi kita, mencairkan nadi yang sempat mati. Berjalan berdua lebih ramai daripada berusaha samakan langkah dengan mereka. Teguk cintaku, gadis extravaganza. Agungi tiap ingin yang membuncah dari pikir kita yang bebas. Biarkan ia menari, gadis extravaganzaku. Jangan hentikan binal geraknya bangkitkan adrenalin. Biarkan gadisku membagi setampuk hidup segelas cinta, daripada ku harus siakan waktu berharap padamu. Mainkan aku, gadis extravaganzaku. Biarkan virus tak sadarkan kita. Tak sadar lebih baik daripada kita belajar tulus pada mereka. Matikan saja semua cahaya, hanya sekerlip api dari hati kita yang tersisa.
Menulis

Aku 

Saat minggu, 11 11 2012 

Ku harap berjumpa selamanya, gadis extravaganza. Jangan tinggalkan bara hati menyala mati. Belai cintaku kobarkan api membumbung tinggi. Tuntun langkahku dengan gemulai jemarimu. Gadis extravaganzaku, jangan menoleh dunia tataplah aku saja. Lepaskan binal kebebasan kita. Tuturkan semua mimpimu padaku saat nafas setengah dada. Hanya kita yang mau mengerti berdua. Rengkuh sisa anomaliku gantikan dengan indah remang kamar ini, kamar yang dulu ku ukir maya dunia. Mari berdansa gadis extravaganza. Jangan pergi tinggallah di sini. Ikuti irama hati mengalir hingga kaki kecil kita berhenti rasakan penat letih. Nikmati cumbu hangat realita keadaan ku puitis ku fantasi ku, inilah diriku. Hanya kita yang mau mengerti berdua. Terus menari gadis extravaganza ku, mengukir detak kehidupan yang membuncah tuk terlahir dari anastomosis dada ku. Seribu tahun lagi temani aku gadis extravaganza, ku harap berjumpa selamanya. Ku takkan bosan bersama beriring tangan.


Ngabang, Sabtu, 01 Desember 2012 17:30 

Gadis extravaganza, malam datang tanpa selimut bintang. Dingin. Menarilah di depanku basahi hatiku. Buat ku membeku meminum cintamu. Panah asmara lepaskan semaunya, buat ku tak berdaya dan terpaku padamu saja. Tulus cinta ajarkan padaku lewat tari dan senyum nakal di bibirmu. Goda aku jadilah selimut malamku. Mainkan aku sesuka mu gadis extravaganzaku, hingga kau lelah di seluruh malam, bermandikan tetes dingin dari hati kita sendiri. Dan biarkan kini aku yang merajaimu. Kan ku berikan kau terbaik cinta yang aku punya. Sempit kamar namun teramat luas bagi kita membagi semua cerita. Sambil menari bersama mu gadis extravaganza. Kau milik ku aku milik mu. Sandarkan penat letih mu di pundak ku, kan ku gantikan dengan belai lembut hingga kau terlelap. Bermimpilah indah gadis extravaganza, di dekap ku kau ku jaga, hingga mentari esok menerobos kisi hati kita yang bosan pada dunia, yang hanya inginkan cinta di seluruh malam binal tanpa batas. Mencoba ekspresikan definisi cinta secara sederhana, tanpa peduli kata-kata mereka menghujam dada.